Semua orang memiliki guru dalam hidupnya. Sejak lahir ke dunia, orangtua menjadi guru pertama dalam kehidupan kita. Ada banyak guru yang kita jumpai sepanjang hidup. Maka, sepanjang hidup kita terus membutuhkan guru, sehingga ini menjadi profesi yang sangat penting diantara profesi-profesi lainnya.
Kita tahu bahwa guru tidaklah mengetahui semua hal, namun kita rela mendengar dan belajar, karena kita percaya mereka memiliki pengetahuan yang ingin kita ketahui. Namun, meski seseorang memiliki profesi guru, namun mereka juga terus belajar menjadi guru yang baik, dan mereka juga menjadi murid bagi guru lain. Ini menggambarkan betapa luasnya bidang yang perlu dipelajari manusia.
Mengapa Guru merupakan Profesi yang Menantang?
Belajar menjadi guru adalah sebuah perjalanan yang penting dan menarik karena banyak pengalaman, tantangan dan sukacita yang diperoleh. Tugas dan tanggung jawab guru sangat berat karena bukan hanya tugasnya mentransfer pengetahuan, tetapi lebih dari itu ia harus dapat membentuk pribadi siswa secara utuh. Salah satu tugas guru adalah mengajar, yaitu tugas yang sangat berat dan bermanfaat. Dikatakan berat karena tugas tersebut memiliki tanggung jawab untuk membentuk manusia yang utuh. Dikatakan mulia karena turut mencerdaskan anak bangsa untuk menjadi orang yang berguna di dunia maupun di akhirat. Di dalam mengajar, guru harus dapat mendorong siswa untuk memperoleh pengalaman dalam mengapresiasi kehangatan, kebersamaan dan kesenangan bagi kedua belah pihak.
Guru memiliki potensi untuk memperkaya kehidupan siswa dalam banyak hal dengan cara mengajar yang terencana, kreatif, interaktif, dan inovatif. Guru juga memiliki potensi untuk mengatasi frustasi siswa, membagi waktu dan pengalaman kepada siswa, serta membangun hubungan yang harmonis dengan siswa. Untuk itu, guru harus berkomitmen dan bersedia melakukan pekerjaannya dengan ikhlas dan ekstra sehingga bisa menjadi seorang guru yang profesional. Menjadi seorang guru yang betul-betul “guru” bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Guru itu merupakan suatu profesi yang didalamnya terdapat seperangkat kompetensi yang harus dikuasai guru, baik kompetensi profesional, pedagogik, pribadi maupun kompetensi sosial.
Guru perlu belajar menjadi guru
Untuk menjadi seorang guru yang berkemampuan dan kepedulian juga tidaklah gampang. Ia harus menguasai materi pelajaran, membuat perencanaan pembelajaran yang baik, melaksanakan pembelajaran dengan penuh kehangatan, melakukan penilaian dengan cara yang mendidik, dan mendiagonis kesulitan belajar siswa dengan penuh rasa tanggung jawab. Tidak hanya itu, guru juga dituntut untuk mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutahir, sehingga ia tidak ketinggalan zaman. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, ia pun harus mematuhi aturan-aturan yang berlaku, termasuk menaati kode etik guru. Ini semua merupakan bahan-bahan kajian yang disajikan dalam buku ini, karena itu pula penulis tertarik untuk mempelajarinya.
Cara Menjadi Guru Profesional
Guru profesional adalah guru yang memiliki “rasa kemanusiaan dan kehangatan” - untuk mengetahui apa yang dilakukan siswa di kelas setiap saat dan juga untuk peduli tentang apa yang mereka lakukan. Untuk itu, guru harus dibebaskan dari pandangan-pandangan negatif tentang guru pada masa lalu, sehingga mereka menjadi "lebih sadar akan apa yang mereka lakukan saat mengajar dan lebih mudah mempertimbangkan praktik-praktik yang belum pernah mereka lakukan". Guru juga harus berani menantang kebiasaan praktik-praktik pembelajaran yang tidak inovatif dan tidak melakukan refleksi. Adapun ciri-ciri pribadi guru yang profesional itu, antara lain : empati dengan siswa, menghormati individu, memiliki pandangan dan sikap positif, memiliki kemampuan melakukan pendekatan, dan rasa humor. Sementara itu, Moyles (1995) mencatat atribut profesional yang diperlukan meliputi : kemampuan organisasi yang baik; hubungan profesional dengan staf, orang tua dan siswa; menghargai keterampilan orang lain.
Dalam praktik pembelajaran yang tradisional, guru cenderung tidak melakukan refleksi. Padahal refleksi itu sangat penting untuk perubahan dan perbaikan pembelajaran. Guru yang profesional adalah guru yang memerlukan refleksi secara kritis atas tindakan yang mereka lakukan dalam pembelajaran.
1. Kualifikasi dan Kompetensi Guru
Kajian kompetensi disini mengacu pada Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional, baik melalui jalur pendidikan formal maupun melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Sedangkan standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
2. Tingkat Perkembangan Siswa
Jean Piaget dan beberapa psikolog lainya, seperti Bruner (1966) and Vygotsky (1978) telah mengembangkan teori-teori kognitif yang menggambarkan bagaimana individu berkembang melalui tahap-tahap perkembangan kognitif. Jean Piaget (1896-1980) adalah perintis utama dari teori kognitif. Ia bekerja sebagai seorang psikolog untuk bidang tes, khususnya tes kecerdasan standar anak-anak. Untuk memeriksa jawaban yang 'benar' dan 'salah', anak-anak diberikan pertanyaan-pertanyaan spesifik. Mengapa juga anak-anak dari usia yang sama dibagikan konsep-konsep yang keliru tetapi serupa. Seharusnya dia mempertimbangkan urutan perkembangan yang bisa menjelaskan pertumbuhan intelektual.
3. Kurikulum dan Pembelajaran
Ketika kita fokus pada kurikulum di sekolah, kita akan menghadapi berbagai interpretasi kurikulum yang berbeda. Bisa jadi kurikulum ditafsirkan sebagai : (a) apa-apa yang diajarkan di sekolah, (b) serangkaian mata pelajaran, (c) isi atau materi, (d) serangkaian bahan-bahan, (e) serangkaian tujuan kinerja untuk belajar siswa di berbagai situs belajar, (f) pengalaman siswa secara individual sebagai hasil dari sekolah, (g) segala sesuatu yang direncanakan oleh personil sekolah, (h) apa yang dikonstruksi siswa melalui bekerja dengan komputer dan berbagai jaringan seperti internet, dan (i) mempertanyakan bidang-bidang otoritas dan mencari pandangan yang lebih kompleks tentang situasi manusia.
4. Pengembangan Strategi PembelajaranPengembangan strategi pembelajaran disini merupakan kegiatan guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Untuk membuat perencanaan pembelajaran yang efektif, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru, yaitu (a) perencanaan secara garis besar merupakan aktivitas mental dan verbal, (b) perencanaan perlu menyatukan perbedaan antara prioritas dan tujuan, (c) perencanaan memerlukan refleksi yang kritis, dan (d) perencanaan perlu mengambil resiko.
5. Lingkungan Belajar
Guru dan siswa memiliki kesempatan untuk mengekspresikan "kepribadiannya" melalui penataan dan dekorasi lingkungan serta penataan ruang. Namun, pengaturan kreatif memerlukan pengetahuan karena kondisi fisik tertentu dan alokasi ruang memiliki konsekuensi penting terhadap sikap, perilaku bahkan prestasi siswa.
6. Pentingnya Tujuan, Hasil dan Standar
Tujuan sangat membantu guru dalam perencanaan, terutama yang berhubungan dengan pengembangan program dan rencana pelajaran. Bagi seorang perencana (guru) landasannya adalah tujuan yang dinyatakan secara jelas dan tidak diragukan lagi.
7. Pembelajaran Efektif
Berkomunikasi Secara Efektif
Salah satu cara untuk mencoba menganalisis komunikasi adalah mengelompokkannya dalam tiga set keterampilan, yaitu keterampilan bahasa, keterampilan sosial, dan keterampilan kognitif. Guru juga perlu membedakan antara jenis bahasa yang digunakan, karena mungkin verbal dan/atau non-verbal.
Model Pembelajaran.
Guru sering didesak untuk menggunakan berbagai model pembelajaran sehingga minat dan kemampuan siswa yang beragam dapat ditampung. Namun, guru terbatas dalam menggunakan model pembelajaran, padahal mereka dapat menggunakannya, karena : pembatasan kemampuan dan minat siswa, tingginya jumlah siswa dalam satu kelas, keterbatasan ruang mengajar, latar belakang atau pengetahuan tentang model pembelajaran khusus tidak cukup, dan jenis teknologi yang tersedia kurang mendukung. Beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan guru, antara lain : pemecahan masalah/inkuiri, bermain peran, simulasi, kegiatan kelompok kecil, pembelajaran online, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, dll.
a. Manajemen Kelas
Beberapa program yang telah digunakan dalam manajemen kelas, antara lain : program tradisional berdasarkan teori penguatan; program ditujukan ke arah pengelolaan diri (self-management) dan masyarakat; program yang mempedulikan kelas berdasarkan konstruktivis, prinsip-prinsip yang berpusat pada siswa; program yang menekankan pada kegiatan berbasis penyelidikan (inquiry-based activities), tanggung jawab siswa, dan tanggung jawab organisasi diri; program yang menekankan kepemimpinan guru yang tegas.
b. Menggunakan Sumber Daya Secara Kreatif
Sumber daya sangat berharga bagi guru untuk digunakan dengan siswa, tetapi juga edukasi bagi guru dalam hal membantu mereka belajar bagaimana mengantisipasi dan menafsirkan apakah siswa dapat berpikir dalam menanggapi kegiatan pembelajaran, membantu mereka mempelajari materi pelajaran, dan membantu mereka untuk mempertimbangkan bagaimana sumber daya dapat digunakan dengan unit lain selama setahun.
Berbagai jenis sumber daya yang dapat digunakan di dalam kelas : (a) bahan-bahan cetak, seperti buku teks, buku referensi, project kits, pamplet dan bahan-bahan yang tidak mahal, poster, permainan simulasi, peta, globe, model, dll (b) multi media, seperti : personal computers, tablet PCs, PDAs, internet dan WWW, CD-ROM, DVD, blogs, televisi dan videotapes, film, radio, slidetapes and filmstrips, overhead projectors, powerpoint projectors, interactive whiteboards, dll (c) sumber-sumber budaya, meliputi : museum, galeri seni, perpustakaan, arsip, dll (d) manusia sumber, mencakup : orang dalam pekerjaan khusus, orang pensiunan, kelompok, asosiasi, dan organisasi, dan (e) bahan dan artefak, seperti : koran, dokumen dan laporan, potografi, rekaman, dan aneka barang pribadi.
c. Pengajaran, Nilai dan Pendidikan Moral
Nilai dan sikap berkaitan dengan komponen perasaan dari perilaku manusia. Nilai cenderung relatif stabil seperti kecenderungan kita untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu. Berbagai faktor mempengaruhi perkembangan nilai termasuk orang tua, teman sebaya, media dan lain-lain. Guru diharapkan dapat menggunakan “kekuasaan” mereka di kelas dengan memuji dan bertindak atas nilai-nilai seperti : (a) membangun hubungan baik dan mengembangkan hubungan khusus dengan siswa, (b) mengekspresikan empati bagi siswa dan masalah-masalahnya, (c) melindungi hak-hak semua pihak ketika muncul dilema moral di dalam kelas, (d) menghadapi masalah etika dengan keberanian dan keyakinan, dan (e) mengandalkan pada keterampilan komunikasi yang efektif untuk menyelesaikan masalah.
d. Penilaian dan PelaporanPenilaian adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa. Beberapa prinsip dasar penilaian, antara lain: (a) penilaian hanya dapat dilakukan berdasarkan pada sampel perilaku dan karena itu sering terjadi ketidakakuratan; (b) penilaian harus dikomunikasikan dengan guru bagaimana membuat pembelajaran lebih efektif; (c) penilaian tidak dilakukan terutama untuk mempromosikan pembelajaran; (d) penilaian harus adil untuk semua individu dan kelompok; (e) penilaian harus mengukur berbagai kemampuan; dan (f) hasil penilaian harus bermakna untuk semua pihak yang berpartisipasi, siswa, guru dan orang tua. Penilaian perlu dilakukan dengan alasan : diagnosis dan pemantauan kemajuan belajar, peringkat siswa; memprediksi prestasi masa depan; memotivasi siswa, dan diagnosis pembelajaran.
Penutup
Untuk menjadi seorang guru yang profesional tentu tidaklah mudah, banyak kompetensi yang harus dipahami dan dikuasai oleh calon guru, baik yang berkenaan dengan pengetahuan keguruan itu sendiri, keterampilan mengajar dan membimbing, dan mengembangkan sikap dan kepribadian guru.
Menurut Hughes (2004) bahwa seorang guru harus memiliki “rasa kemanusiaan dan kehangatan” - untuk mengetahui apa yang dilakukan siswa di kelas setiap saat dan juga untuk peduli tentang apa yang mereka lakukan merupakan suatu pemikiran yang cerdas.
Mengapa demikian? Pertama, tugas guru tidak semata-mata mengajar tetapi juga mendidik. Banyak orang yang bisa mengajar tetapi belum tentu bisa mendidik, karena mendidik lebih banyak berkaitan dengan aspek afeksi dan nilai. Kedua, siswa adalah manusia yang mempunyai perasaan dan harga diri. Siswa bukanlah “botol kosong” yang bisa diisi oleh apa saja tanpa adanya reaksi.
Oleh karena itu, dalam mengajar guru harus melakukannya dengan penuh rasa kemanusiaan dan kehangatan. Untuk memahami konsep mengajar ini, mari kita lihat beberapa pendapat berikut ini.
image:https://ardansirodjuddin.files.wordpress.com
No comments:
Write comments