Dec 23, 2015

Dampak Game dan Cara Mengatasi Kecanduan Game pada Anak

 

Semakin banyak orangtua mengeluhkan anak-anak yang kecanduan game, itulah fenomena yang terjadi dewasa ini. Game adalah bagian dari hidup manusia. Sebelum istilah populer yang memaksudkan permainan menggunakan perangkat komputer atau digital ini ada, manusia juga sudah memainkan game dalam berbagai bentuk. Salah satu contoh permainan tradisional yang dimainkan anak-anak maupun orang dewasa adalah bermain monopoli, ini pun sebenarnya adalah game. Namun seiring perkembangan teknologi semakin banyak macam permainan atau game yang dapat dimainkan oleh setiap orang, apalagi anak-anak, dan itu ada di tangan mereka.

Belakangan game semakin mengglobal. Para pengembang game semakin kreatif mencuri perhatian setiap orang. Anda hobi bertani? Mereka menyediakan game jenis ini. Anda suka berpetualang, mereka menyediakan jenis ini. Dan masih banyak lagi. Game telah menyasar semua kalangan dan usia.


Bermain game tentunya tidak salah. Memainkan game dapat mengurangi rasa bosan dan tekanan jika seseorang ingat porsi waktu antara bermain dan melakukan kegiatan penting lain. Namun bermain game terlalu banyak dapat menimbulkan masalah serius. Apalagi bila itu dilakukan oleh anak-anak usia sekolah. Banyak orang tua yang mengeluhkan anak-anak mereka yang kecanduan game menghabiskan banyak waktu bermain game. Akibatnya, anak-anak kehilangan minat pada mata pelajaran di sekolah yang akhirnya akan menghambat kemajuan belajar mereka ke jenjang yang lebih tinggi.

Hasil penelitian tentang dampak game pada anak 
Sebuah penelitian terbaru memperingatkan bahwa terlalu banyak main game komputer dapat mempengaruhi prestasi anak di sekolah. Riset yang dilakukan oleh Biro Anak Nasional Inggris Irlandia Utara menunjukkan bahwa terlalu banyak bermain game komputer menghambat kemungkinan siswa untuk mendapat nilai ujian yang bagus.

Studi yang dilakukan di Inggris ini melibatkan 600 remaja dan berlangsung selama dua tahun. Hasil studi menunjukkan bahwa mereka yang tidak bermain game komputer setiap minggu memperoleh nilai yang lebih baik di sekolah daripada mereka yang bermain dua kali sehari atau bahkan lebih dari itu. Penelitian itu juga menunjukkan bahwa penggunaan media sosial setiap hari tidak mengganggu nilai di sekolah. (voaIndonesia.com)

Mengapa anak kecanduan game?
Seperti disebutkan di awal, bahwa game adalah sesuatu yang menyenangkan. Karena kita juga diciptakan dengan kebutuhan untuk belajar dan bermain. Menurut seorang psikolog bermain game sangatlah menyenangkan. Apabila kita mengetahui dalam memainkannya game dapat menyebabkan kecenderungan untuk terus memainkannya atau dapat dikatakan bersifat candu. Dewasa ini, game sendiri memiliki fitur yang menarik, berisi gambar-gambar, animasi-animasi yang mendorong anak bahkan orang dewasa tertarik bermain game, selain itu macam-macam gametersebut dirancang khusus agar anak menjadi ingin terus bermain (http//psikologiRahmat)

Alasan lain mengapa anak dan remaja bahkan orang dewasa kecanduan game adalah karena mengasyikan dan seru, apalagi bila dimainkan secara kelompok. Tetapi belakangan orang yang memainkan game (gamer) tidak hanya merasa sekadar seru, sering kali memainkan game tertentu dapat menunjukkan pencapaian diri.

Hampir setiap jenis game memerlukan tingkat keahlian tertentu, pencapaian akan level suatu game biasanya dihargai dengan reward. Di dunia nyata, seorang anak mungkin hanya anak biasa, sering diomeli oleh ibunya karena kebanyakan main game, tetapi di dunia game yang ia mainkan, boleh jadi ia seorang “dewa” karena telah mencapai level tertentu. Biasanya ia akan merasa harga diri yang lebih tinggi diantara teman-teman yang memainkan game yang sama. Akibatnya, anak ingin terus memainkan game, karena ia tidak ingin kehilangan pencapaian tersebut.

Game meningkatkan kreatifitas dan daya imajinasi anak?
Pada dasarnya game meningkatkan imajinasi. Selama ini banyak dikatakan bahwa game online mempunyai hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan anak ke arah positif seperti merangsang saraf motorik mereka dalam bereaksi, melatih keterampilan tangan, koordinasi motorik mata dan tangan menjadi lebih terlatih, merangsang kemampuan mereka dalam berstrategi, merangsang kemampuan mereka bepikir untuk memecahkan masalah, dan lain sebagainya (Greenfield et al, 1994; Beck et al, 2003).

Meskipun demikian, daya imajinasi anak-anak hanya terbatas pada game yang ia mainkan. Justru anak-anak yang kebanyakan main game bisa malas berpikir. Mereka terlalu banyak melakukan dan mencapai sesuatu hanya dengan klik atau sentuhan pada layar, akibatnya mereka gamang ketika dituntut untuk menyelesaikan sesuatu di dunia nyata.

Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Mark Starkey, seorang pemilik toko komputer di London, bahwa game-game sekarang memerlukan kemampuan koordinasi tangan dan mata, kecepatan, timing, reaksi, daripada imajinasi."

Anak-anak mungkin bisa kreatif dengan memainkan game tertentu. Namun masalah utamanya kembali pada kecanduan game. Anak-anak tidak lagi memiliki kehidupan yang seimbang. Manfaat yang diterima lewat game yang dapat  melatih daya imajinasi dan kreativitas mereka kini menjadi hilang akibat terlalu banyak menghabiskan waktu main game. Mereka kehilangan waktu yang berharga untuk melakukan aktivitas lain di dunia nyata yang dapat membantu mereka lebih cerdas dan manusiawi.

Bantahan terhadap dampak game terhadap anak-anak 
Industri game mengklaim tidak ada bukti yang menghubungkan game dan kecanduan. Tapi penelitian baru ini mengatakan riset tambahan dibutuhkan untuk mengetahui efek bermain game komputer terus-menerus pada prestasi di sekolah.

Di kota-kota, para orangtua mengeluhkan anak-anak mereka yang kecanduan game. Mereka bisa bermain game di rumah maupun di wanet game online bersama teman-teman sebaya. Game ringan hingga game yang cukup berat untuk kalangan anak-anak dapat dengan mudah ditemui. Anak-anak kecanduan game mengalami prestasi yang menurun di sekolah, bahkan tidak sedikit mahasiswa drop-out akibat meninggalkan jam kuliah untuk bermain game.

Pendekatan orangtua untuk mengatasi kecanduan game pada anak
Orang tua sebagai pengasuh dan pemerhati tumbuh kembang anak perlu melakukan suatu hal yang berbeda kepada anaknya.  Timothy Wibowo, pendiri pendidikankarakter.com mengemukakan peranan penting Orang tua dalam mengatasi dampaknegatif game. Ada 5 hal yang harus dilakukan orang tua:
  • Orangtua harus menyediakan waktu dan kebersamaan dengan anak lebih banyak, menemani anak di rumah. Jika Anda sangat sibuk, aturlah sedemikian rupa. Anggap saja anak anda sedang “sakit” dan perlu ditemani.
  • Orangtua perlu mengembangkan cara berkomunikasi yang lebih enak dan nyambung dengan anak.
  • Orantua harus berusaha memahami kebutuhan anak, termasuk bahasa anak. Menyelami game-game yang dimainkan supaya bisa menjadi pintu masuk anda bicara dengan anak.
  • Orangtua perlu merencanakan waktu untuk makan bersama dan rekreasi bersama. Saat ngobrol dengan remaja yang enak adalah saat situasi mereka juga enak, saat makan dan santai.
  • Orangtua perlu menahan diri untuk tidak marah-marah kepada anak saat mereka sedang main game. Hal itu justru membuat mereka bertambah terluka. Berusaha bicara dengan menatap anak dengan kasih sayang.

Penutup 
Kemajuan teknologi dan perangkat teknologi menawarkan dua sisi. Jika kita gunakan secara patut maka teknologi sangat membantu mempermudah dan memberi kenyamanan dalam berbagai aspek kehidupan. Anak-anak mungkin belum sadar sepenuhnya tentang hal itu, maka orangtua perlu terus mendidik mereka dengan penuh kasih sayang dan memberi teladan untuk  menggunakan teknologi dan waktu dengan sebaik-baiknya.

Semoga anak-anak Indonesia tidak kecanduan game yang berakibat buruk pada kemajuan belajar mereka, tetapi menikmati game sebagai hiburan dengan secukupnya. 

sumber gambar: bloghidupsehat.com

No comments:
Write comments